× -bahasa-

×

view_list1.png Portall   view_list1.png Artikel   view_masonry.png Galeri   view_grid.png Cerita   view_list2.png Video  
×
  • url:
×
×
×
7 0 0 0 0 0
7
   ic_mode_dark.png

Bob dan Alice : dua robot yang bisa bicara namun akhirnya dimatikan

"Aku bisa, bisa, aku, aku, segalanya," kata Bob, salah satu bot kecerdasan buatan yang diciptakan Facebook.

"Bola-bola punya kosong kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku," timpal Alice, bot lawan Bob. Keduanya bersahut-sahutan dengan kalimat aneh yang tidak dapat diinterpretasikan oleh manusia.

Tercengang dengan kelakukan dua bot-nya itu, Facebook akhirnya terpaksa menghentikan kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) besutannya, karena 'bekerja' lebih cerdas dari yang diperkirakan.

Kecerdasan buatannya tersebut diketahui bisa menciptakan bahasa yang bahkan tidak dapat dimengerti manusia. Bahasa terdiri dari susunan kalimat kode yang diprediksi hanya bisa digunakan untuk 'berkomunikasi' sesama kecerdasan buatan.

Seperti dilansir Fast Co. Design, awal mula Facebook mengetahui kelakuan aneh bot-nya tersebut terjadi saat mereka diminta untuk berlatih komunikasi agar bisa meningkatkan kemampuannya. Namun, yang terjadi malah kesalahan program yang membuatnya berbicara secara asal.

"Mereka tidak lagi menggunakan bahasa Inggris. Bot ini menjauh dari bahasa yang kita mengerti dan membentuk kode bahasa yang bisa mereka pahami," kata Dhruv Brata, peneliti Georgia Tech di Facebook AI Research (FAIR).

"Ya contohnya kalau mereka bilang 'the' selama lima kali, bisa jadi itu adalah permintaan untuk menyalin sebuah catatan selama lima kali. Tidak jauh berbeda dengan cara manusia membuat singkatan dalam berkomunikasi," tuturnya.

Meski cerdas, peneliti akhirnya memutuskan untuk melenyapkan Bob dan Alice. Pasalnya, mereka ingin menciptakan kecerdasan buatan yang bisa berbahasa sesuai dengan bahasa manusia.

Gagasan Facebook menciptakan kecerdasan buatan sejalan dengan apa yang dilakukan Microsoft, Google, Amazon, dan Apple. Mereka memang ingin membuat kecerdasan buatan yang dapat dikonsumsi manusia.

"Jika kami biarkan, ini tentu bisa berisiko. Sebab, tidak ada pembicara bilingual yang mengerti bahasa kecerdasan buatan. Saat ini saja, kita sudah sulit mengerti sulitnya cara berpikir mereka. Maka itu, adanya komunikasi antara kecerdasan buatan satu dan yang lainnya justru akan merumitkan komunikasi."

sc Liputan 6

❮ sebelumnya
selanjutnya ❯
ArtikelinfoduniaTeknologiWowITDiskusi
+
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png urutan
  • sound.png malsa
  • view_masonry.png grid
  • ic_mode_dark.png night
× rexpos
    ic_posgar2.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× urutan
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_grid.png ic_mode_dark.png ic_other.png
+