× -language-

×

view_list1.png Portall   view_list1.png Article   view_masonry.png Gallery   view_grid.png Stories   view_list2.png Videos  
×
  • url:
×
×
×
8 0 0 0 0 0
8
   ic_mode_light.png

Kisah Izrail Yang Terpilih Menjadi Malaikat Pencabut Nyawa

Izrail merupakan Malaikat yang pasti akan mendatangi setiap manusia. Menjelang ajal, Malaikat Maut ini akan melepaskan Ruh dari jasad. Ia memang ditugaskan Allah سبحا نه و تعالى sebagai pencabut nyawa. Bukan tanpa alasan, Malaikat yang dalam Al-Qur'an di sebut Malak al Mawt ini diberi amanah tersebut. Ada serangkaian kisah, yang akhirnya membuat Izrail terpilih menjadi Malaikat pencabut nyawa.


Ini berawal ketika Allah سبحا نه و تعالى memerintahkan Izrail bersama Malaikat Jibril, Israfil, dan Mikail untuk mengambil tanah ke bumi dalam proses pencipta'an Adam عليه السلام. Dalam sebuah hadist mu'tabar yang dinukil dari Imam Ja'far al-Shadiq disebutkan bahwa sebelum menciptakan Adam dari tanah, Allah عليه السلام terlebih memberi kabar terhadap bumi bahwa Dia akan mengambil tanah di sana.


"Hai bumi, Aku akan ciptakan manusia dari saripatimu. Sebagian meraka ada yang ta'at kepada-Ku dan sebagian lainnya durhaka kepada-Ku. Siapa yang ta'at kepada-Ku maka akan Aku masukkan dia kedalam syurga-Ku, dan siapa yang durhaka kepada-Ku akan Aku masukkan dia kedalam neraka-Ku." (Imam Ats-Tsa’labi 1).


Allah سبحا نه و تعالى kemudian mengutus Malaikat Jibril untuk mengambil tanah ke bumi. Namun sebelum sempat mengambilnya, bumi memberikan pertanya'an kepada Jibril terkait tujuan Allah mengambil tanah di bumi. Malaikat Jibril kemudian memberi jawaban sebagai berikut


"Karena Allah akan memerintahkan Adam عليه السلام dan keturunannya untuk menyembah-Nya. Setiap yang ta'at diantara mereka akan berada dalam naungan rahmat-Nya dan dipersilakan masuk ke syurga. Sementara, Dia akan menyiksa siapa saja di antara mereka yang menentang-Nya dan tidak ta'at kepada-Nya di dalam penjara Jahanam-Nya untuk selama-lamanya."


Ketika mendengar jawaban Jibril, Bumi pun memelas dan bersumpah dengan nama Allah bahwa Ia tidak sanggup menanggung beban manusia di bumi.
"Demi Allah, aku berlindung kepada-Mu dari utusan-Mu, agar Engkau tidak mengambil sebagian dari kami jika nantinya akan menjadi penghuni neraka."
Mendengar sumpah tersebut, Jibril tidak mengambil apapun dari bumi, lalu kembali kepada Allah dan menceritakan alasan bumi yang bersumpah dengan keagungan Allah bahwa dia tidak memiliki kesanggupan untuk menanggung azab-Nya.


Allah lantas mengutus dua Malaikat sekaligus yakni Mikail dan Israfil untuk turun ke bumi mengambil tanah. Lagi-lagi, bumi melakukan hal serupa dengan bersumpah membawa nama Allah. Kedua Malaikat ini pun lalu kembali lagi kepada Allah tanpa membawa sedikit tanah pun sama seperti Jibril.


Lalu Allah memerintahkan Malaikat Izrail untuk mengambil tanah itu. Namun Izrail berbeda dengan tiga Malaikat lainnya. Ia langsung memukul bumi dengan pedangnya dan bumi pun bergetar ketakutan, lantas Malaikat Izrail mencabutnya segenggam. Meski Bumi sudah bersumpah atas nama Allah, namun Ia tetap mengambil tanah seraya berkata:


"Aku takut menyalahi (melanggar) perintah Allah, aku sama sekali tak akan melanggar perintah Tuhanku, walau dengan segala perendahan dirimu."
Ketika Izrail mengambil paksa (mencabut) sebagian dari bumi, bumipun menangis merasa kehilangan. Kemudian tanah itu di bawa menghadap Allah. Lalu Allah berfirman kepada Izroil: "Mengapa engkau tidak mengikuti sumpahnya (bumi) ?
"Jawab Izroil: "Perintah-Mu lebih aku ikuti dan aku takuti daripada sumpahnya."
Kemudian Allah berfirman: "Engkaulah Malaikat pencabut nyawa (Malakul Maut)."
Kemudian Allah memberikan penghargaan kepadanya atas hal tersebut. Dengan alasan inilah Allah memerintahkan atau memberikan tugas kepada Izrail untuk mencabut nyawa-nyawa hambanya.


Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan berbagai makanan yang siap untuk dimakan. Ia juga sanggup membolak-balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup membolak-balikkan uang.


Sewaktu Malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua kumpulan .alaikat yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat 'Azab.


Menurut kisah Kabil Akbar, Malaikat Maut tidak mengetahui kapan tiap-tiap makhluk yang akan mati. Dikatakan olehnya Allah telah menciptakan sebuah pohon (Sidrat al-Muntaha) di bawah 'Arsy yang mana jumlah daunnya sama banyak dengan bilangan makhluk yang Allah ciptakan. Jika satu makhluk itu telah diputuskan ajalnya, maka umurnya tinggal 40 hari dari hari yang diputuskan. Maka jatuhlah daun itu kepada Malaikat Maut, tahulah bahwa dia telah diperintahkan untuk mencabut nyawa orang yang tertulis pada daun tersebut. sampai ada daun dari pohon yang terletak di bawah 'Arsy gugur.


Kemudian akan jatuh dua titisan dari arah 'Arsy pada daun tersebut, titisan hijau ataupun putih. Hijau menandakan bakal si mayat akan mendapat kecelaka'an sementara putih mengambarkan dia akan mendapat kebahagia'an.


Untuk mengetahui tempat makhluk mati, Allah telah menciptakan Malaikat Arham yang akan diperintahkan untuk memasuki sperma yang berada dalam rahim ibu dengan debu bumi yang akan diketahui di mana ia akan mati dan di situlah kelak ia pasti akan menemui ajalnya.


Sudah masyhur di kalangan umat manusia bahwa Malaikat Izrail memiliki julukan "Sang Pencabut Nyawa" (sesuai dengan tugas-tugasnya), namun tidak banyak yang tahu tentang asal-usul penunjukan Malaikat Izrail sebagai salah satu Malaikat yang paling ditakuti oleh umat manusia (sebab kebanyakan umat manusia takut mati).
Bukti bahwa Malaikat Izrail adalah Malaikat yang ditakuti oleh umat manusia adalah do'a tentang panjang umur lebih sering diamini daripada do'a cepat masuk kubur. Alasan Allah memilih Malaikat Izrail sebagai Malaikat Maut adalah kisah tentang tugas mengambil segenggam tanah di bumi untuk pembentukan tubuh Nabi Adam.
Kisah ini diceritakan oleh Jalaludin Rumi dalam kitabnya yang bertajuk Al Matsnawi. Berikut kisah lengkapnya.
Setelah menciptakan langit dan bumi, Sang Pemilik Semesta ingin menjadikan seorang Khalifah (pemimpin; dalam hal ini berarti manusia) di bumi. Khalifah tersebut memiliki asal pencipta'an yang berbeda dari cipta'an-cipta'an sebelumnya. Malaikat diciptakan dari cahaya, Iblis diciptakan dari api, dan khalifah ini diciptakan dari tanah yang ada di bumi. Akhirnya, Sang Pemilik Semesta mengutus Malaikat Jibril untuk mengambil segenggam tanah di bumi sebagai bahan dasar pencipta'an tubuh sang Khalifah ini (Nabi Adam sebagai manusia pertama di bumi).
Malaikat Jibril segera menjalankan perintah dari Sang Pemilik Semesta dengan cara bergegas turun ke bumi. Setelah sampai di bumi dan mengutarakan maksud kedatangannya kepada bumi, Malaikat Jibril mendapatkan protes dari bumi. Alasan bumi melakukan protes adalah rasa khawatir terhadap manusia yang hendak diciptakan. Bumi khawatir jika kelak manusia justru akan mendurhakai Sang Pencipta dan membawa kutukan terhadap bumi. Selain protes, bumi juga memuji Malaikat Jibril sebagai Malaikat yang paling utama di hari akhir di antara para Malaikat-Malaikat yang lain. Oleh sebab itu, bumi menganjurkan Malaikat Jibril untuk lebih memilih belas kasihan daripada pemaksa'an. Akhirnya, Malaikat Jibril kembali ke hadapan Sang Pencipta dengan tangan kosong.
Setelah Malaikat Jibril gagal melaksanakan tugasnya, Sang Pemilik Semesta menugaskan Malaikat Mikail dengan perintah yang sama dengan perintah yang ditugaskan kepada Malaikat Jibril. Lagi-lagi bumi berhasil membujuk Malaikat Mikail untuk menahan diri. Nasib Malaikat Mikail tidak jauh berbeda dengan Malaikat Jibril. Selanjutnya, Sang Pemilik Semesta memerintahkan Malaikat Israfil dengan tugas yang sama seperti Malaikat Jibril dan Mikail. Untuk kali ketiga bumi berhasil merayu Malaikat Israfil untuk mengurungkan niatnya. Mungkin gegara hal ini bumi menjadi tempat yang paling nyaman untuk mengarang alasan dan membuat bujuk rayuan.
Perintah yang keempat sekaligus yang terkahir diberikah oleh Sang Pemilik Semesta kepada Malaikat Izrail. Dengan watak yang paling keras di antara Malaikat-Malaikat lainnya, Malaikat Izrail dengan tegas mampu mengacuhkan rengekan-rengakan bumi dan berhasil membawa segenggam tanah ke hadapan Sang Pemilik Semesta. Bumi memang sempat mendesak Malaikat Izrail dengan dalih bahwa tidak mengambil segenggam tanah juga merupakan bentuk menaati perintah Allah, karena Allah juga memerintahkan untuk berbelas kasih kepada peminta.
Malaikat Izrail berhasil mengacuhkan dalih bumi dengan mengatakan bahwa tidak diperkenankan mencari cela melalui pertimbangan analogi (qiyas) untuk ketentuan yang sudah jelas dan pasti (qath’i). Sebab ketegasan inilah, Allah memilih Malaikat Izrail sebagai Malaikat maut (Pencabut Nyawa).
Malaikat Kematian tidak boleh berbelas kasih terhadap makhluk yang hendak dicabut ruhnya, sebab ketegasan tersebut adalah representasi dari ayat "Ketika telah tiba masanya (ajal/kematian), tidak bisa diundur walau sesaat dan juga tidak bisa dimajukan."
Para Pembaca yang budiman, sudah siapkah bertatapan dengan Malaikat Kematian?
والله اعلم بالصواب

❮ PREVIOUS
NEXT ❯
ArtikelinfoduniaCeritaCerpenPeristiwaSejarahWowInspirasiMotivasiPendidikan
+
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png order
  • sound.png malsa
  • view_list2.png listHD
  • ic_mode_light.png light
× rexpos
    ic_posgar2.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× order
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_list2.png ic_mode_light.png ic_other.png
+