× -bahasa-

×

view_list1.png Artikel     view_masonry.png Galeri     view_list2.png Video    
×
  • url:
×
×
    Tidak Ada/kosong
    kemungkinan belum ada expos, expos telah dihapus maupun kesalahan sistem
×
0 0 0 0 0 0
0
   ic_mode_light.png

Langkah Penting Menjamin Keamanan dan Kualitas Konsumsi


Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola makan sehat dan higienis, uji makanan menjadi hal yang semakin relevan dan penting. Tidak cukup hanya dengan tampilan makanan yang menggugah selera yang lebih penting adalah apakah makanan tersebut aman, bebas dari zat berbahaya, dan layak konsumsi.


Melalui proses uji makanan, kita bisa mengetahui kandungan sebenarnya dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Ini berlaku tidak hanya untuk konsumen, tapi juga bagi produsen, pengusaha kuliner, dan lembaga publik.


Apa Itu Uji Makanan?


Uji makanan adalah serangkaian proses pengujian secara ilmiah terhadap sampel makanan untuk mengetahui komposisi kimia, kandungan mikroba, zat aditif, logam berat, hingga residu pestisida. Pengujian dilakukan di laboratorium dengan metode terstandar, baik nasional (SNI) maupun internasional (ISO, FDA, dsb).


Tujuan utama dari pengujian makanan ini adalah:




  • Menilai keamanan pangan




  • Menentukan kualitas produk




  • Memastikan kepatuhan terhadap regulasi




  • Mendeteksi bahan berbahaya atau zat yang tidak diizinkan




Kenapa Uji Makanan Itu Penting?


1. Menjaga Keamanan Konsumen


Kontaminasi makanan oleh bakteri seperti Salmonella, E. coli, atau Listeria bisa menyebabkan penyakit serius seperti keracunan makanan atau infeksi saluran pencernaan. Selain itu, keberadaan bahan tambahan makanan yang melebihi ambang batas (seperti formalin, boraks, atau pewarna sintetis) juga membahayakan kesehatan.


Dengan uji makanan, risiko-risiko ini bisa dideteksi dan dicegah sejak awal.


2. Mendukung Kepatuhan terhadap Regulasi


Bagi pelaku usaha makanan dan minuman (F&B), uji laboratorium makanan merupakan syarat penting dalam pengajuan izin edar dari BPOM, sertifikasi halal, hingga pencantuman label gizi. Jika hasil uji tidak sesuai standar, maka produk tidak dapat dipasarkan secara legal.


Dengan melakukan uji makanan secara berkala, produsen bisa memastikan bahwa produk mereka memenuhi standar keamanan dan mutu pangan.


3. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen


Di era digital, reputasi adalah segalanya. Konsumen kini semakin cerdas dan menuntut transparansi. Produk makanan yang mencantumkan hasil uji laboratorium, label gizi, dan sertifikasi resmi akan lebih dipercaya dan memiliki daya saing tinggi di pasaran.


Melalui uji makanan yang terverifikasi, produsen bisa menunjukkan komitmen terhadap kualitas dan kesehatan konsumen.


4. Menjamin Konsistensi Produk


Bagi perusahaan makanan skala besar atau UKM yang sedang berkembang, menjaga konsistensi rasa, tekstur, dan kualitas produk sangat penting. Pengujian rutin akan membantu memastikan bahan baku dan proses produksi tidak berubah secara signifikan dari waktu ke waktu.


Parameter yang Diuji dalam Uji Makanan


Beberapa parameter yang biasanya diuji meliputi:


🔬 Uji Mikrobiologi




  • Total Plate Count (TPC)




  • E. coli




  • Salmonella




  • Listeria monocytogenes




  • Jamur & ragi




🧪 Uji Kimia




  • Kadar air, protein, lemak, karbohidrat




  • Kadar natrium (Na), gula, dan kalori




  • Logam berat (Hg, Pb, Cd, As)




  • Residu pestisida




  • Bahan tambahan pangan berbahaya (formalin, boraks, rhodamin B, methanyl yellow)




🍽️ Uji Organoleptik (Sensori)




  • Warna, rasa, aroma, dan tekstur




📊 Label Gizi




  • Nutrisi makro dan mikro untuk keperluan pelabelan produk (nutrition facts)




Siapa yang Membutuhkan Uji Makanan?


Uji makanan dibutuhkan oleh berbagai pihak, antara lain:




  • Produsen makanan dan minuman




  • UKM kuliner (frozen food, snack, kue, minuman herbal, dsb.)




  • Restoran dan katering




  • Koperasi sekolah atau kampus




  • Importir dan eksportir produk pangan




  • Pemerintah daerah atau lembaga pengawasan pangan




Baik pelaku usaha kecil maupun besar wajib menjaga keamanan dan kualitas produk makanan yang mereka edarkan.


Kapan Uji Makanan Harus Dilakukan?




  • Sebelum peluncuran produk baru




  • Saat proses pengajuan izin edar BPOM atau sertifikat halal




  • Secara berkala sebagai kontrol kualitas (Quality Control/Assurance)




  • Jika ditemukan keluhan dari konsumen




  • Saat bahan baku berubah atau supplier baru digunakan




Mengapa Harus Menggunakan Laboratorium Terakreditasi?


Hasil uji makanan yang sah dan diakui oleh lembaga seperti BPOM, MUI, atau lembaga ekspor, hanya dapat dilakukan oleh laboratorium terakreditasi KAN. Laboratorium terakreditasi:




  • Menggunakan alat standar dan metode valid




  • Memiliki analis profesional




  • Memberikan hasil yang kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan




  • Meningkatkan nilai jual produk Anda




Kesimpulan


Uji makanan adalah investasi penting dalam menjaga mutu, keamanan, dan keberlanjutan bisnis makanan. Di tengah persaingan industri kuliner yang semakin ketat, produsen yang mengutamakan transparansi dan kualitas akan lebih mudah memenangkan hati konsumen dan bertahan dalam jangka panjang.


Jangan abaikan proses uji laboratorium makanankarena kesehatan konsumen, reputasi bisnis, dan kepatuhan hukum semua bergantung padanya.


 

❮ sebelumnya
selanjutnya ❯
infodunia
+

banner_jasaps_250x250.png
<<
login/register to comment
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png urutan
  • sound.png malsAI
  • view_masonry.png grid
  • ic_mode_light.png light
× rexpos
    ic_posgar2.png x.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× urutan
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_grid.png ic_mode_light.png ic_other.png
+
ic_argumen.png

Belum ada argumen, jadilah yang pertama