× -language-

×

view_list1.png Article     view_masonry.png Gallery     view_list2.png Videos    
×
  • url:
×
×
×
7 0 0 0 0 0
7
   ic_mode_light.png

Menurut data dari Harvard Business Review, dalam 7 detik pertama, orang sudah membentuk penilaian apakah akan lanjut mendengarkan atau tidak.
Kalau di 1–2 kalimat pertama kamu sudah muter, ragu, atau bingung arah bicara… orang di depanmu bisa langsung pasang mode auto-pilot.

Padahal kamu mungkin punya ide penting, argumen yang kuat, bahkan maksud yang baik.

Artinya:
Yang kamu butuhkan bukan tambahan kata-kata. Tapi struktur yang memotong muter-muter.

Pernah ngalamin ini?

Kamu udah niat mau ngobrol serius. Tapi pas mulai, malah ngomong kayak gini:
“Sebenernya tuh aku mikirnya gini, tapi ya gak tau ya… maksud aku tuh kayak… ya, kamu ngerti gak sih?”

Dan ujungnya?
Lawan bicara cuma senyum sopan, atau yang lebih menyakitkan: “Lho… maksudmu apa?”

Kalimat kamu bisa jadi punya isi, tapi kalau urutannya amburadul, orang akan nyerah duluan.

Komunikasi bukan cuma soal apa yang kamu sampaikan. Tapi bagaimana kamu menyusunnya.
Dan untungnya, itu bisa dipelajari. Bahkan lewat lima struktur dasar ini.

1. Struktur Masalah – Penyebab – Solusi

Pakai ini kalau kamu mau menyampaikan kritik, saran, atau inisiatif baru.

Contoh:
“Beberapa tim akhir-akhir ini sering keliru kirim laporan. Aku lihat salah satu penyebabnya karena formatnya beda-beda tiap divisi. Gimana kalau kita bikin template yang seragam aja biar lebih gampang.”

Alasan struktur ini efektif:
Karena otak manusia suka kronologi. Ada masalah, penyebab, lalu solusi. Jelas. Urut. Efisien.

2. Struktur Apa – Kenapa – Bagaimana

Ini cocok buat kamu yang mau ngajarin sesuatu atau ngajak orang melakukan sesuatu.

Contoh:
“Kita perlu mulai buat konten edukasi. Soalnya engagement kita turun sejak minggu lalu. Jadi aku usul minggu depan mulai pakai storytelling biar lebih ngena.”

Ini bikin kamu terdengar punya logika yang solid, bukan sekadar ide acak yang numpang lewat.

3. Struktur Cerita – Insight – Ajakan

Kalau kamu mau menyentuh sisi emosional audiens, pakai ini.
Cerita bikin orang nyimak. Insight bikin orang mikir. Ajakan bikin orang bergerak.

Contoh:
“Tadi pagi aku lihat anak kecil duduk sendirian depan minimarket, nunggu ayahnya yang lagi kerja. Aku langsung kepikiran gimana kita kadang anggap waktu sama anak itu sepele. Yuk, mulai weekend ini, kita habiskan waktu di luar bareng keluarga.”

Orang gak selalu ingat angka, tapi mereka ingat cerita.

4. Struktur Buka – Bahas – Bungkus

Ini dasar komunikasi. Tapi sering dilupakan.

Contoh:
“Aku mau kasih masukan soal tim desain. Beberapa deadline kemarin lewat dan itu bikin kerjaan tim lain ketunda. Harapannya, kita bisa set ulang jadwal dan sistem review-nya.”

Kalimat pembuka langsung kasih konteks. Isi jelas. Penutup mengikat. Tidak bertele-tele.

5. Struktur Konteks – Fakta – Kesimpulan

Kalau kamu mau ngomong di forum resmi atau diskusi penting, ini struktur yang aman dan elegan.

Contoh:
“Dalam 2 bulan terakhir, kita sudah upload 17 konten, tapi engagement turun 20 persen. Artinya, konten kita butuh penyegaran secara strategi maupun format.”

Struktur ini bikin kamu terdengar berbasis data, bukan asumsi. Cocok buat tim profesional.

Kalau kamu sering ngerasa ide-ide kamu gak nyampe, bukan karena kamu gak pintar.
Mungkin kamu cuma belum tahu cara menyusun ucapan biar orang lain bisa ngikutin alurnya.

Komunikasi itu seperti peta.
Orang bisa nyampe tujuan kalau kamu tunjukkan rutenya dengan jelas.

❮ previous
next ❯
infodunia
+

banner_jasaps_250x250.png
<<
login/register to comment
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png order
  • sound.png malsAI
  • view_masonry.png grid
  • ic_mode_light.png light
× rexpos
    ic_posgar2.png x.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× order
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_grid.png ic_mode_light.png ic_other.png
+
ic_argumen.png